3 tahun Sandi terbaring lemas dikarenakan tumor yang menggerogoti bagian dalam hidung.
Berdomisili di Ciparay Kab. Bandung, Terlahir normal dan tumbuh dengan sehat..
Namun, semuanya berubah ketika Sandi berusia 14 tahun, saat pertama kali memasuki bangku SMA. Secara tiba-tiba, kesehatannya memburuk akibat munculnya penyakit polip.
Gejala awal yang di derita Sandi adalah pendarahan hebat dari hidung yang awalnya dikira sebagai mimisan biasa. Namun, seiring waktu pendarahan tidak hanya terjadi di hidung, tetapi juga keluar dari mulut dan telinga. Setelah menjalani pemeriksaan medis, Dokter mendiagnosis bahwa Sandi mengidap tumor dihidungnya.
Segala macam pengobatan telah dilakukan, tetapi karena biaya yang sangat besar, orang tua tidak dapat melanjutkan pengobatannya.
Dengan penghasilan yang tidak menentu sebagai buruh bengkel, Ayah Sandi, Bapak Ajat, hanya mampu memperoleh upah sebesar 50 ribu rupiah per hari. “Jangankan untuk pengobatan Sandi, untuk makan saja sulit,” ujar Bapak Ajat. Meski begitu, harapannya agar Sandi bisa sembuh tetaplah besar.